Thursday, November 19, 2009

Alap-alap Erasia

Sumber foto: Jiri Bohdal @naturefoto.cz

Common Kestrel
Falco tinnunculus (Linnaeus, 1758)

Deskripsi:
Berukuran kecil (33 cm), berwarna coklat. Jantan: mahkota dan tengkuk abu-abu, ekor abu-abu kebiruan tanpa garis. Tubuh bagian atasnya merah karat dan sedikit bergaris hitam, tubuh bagian bawah kuning kerbau bercoretkan hitam. Betina: ukuran lebih besar, tubuh bagian atas seluruhnya coklat, kurang merah dengan garis-garis yang lebih tebal. Remaja: seperti betina tetapi coretan lebih rapat.
Iris coklat, paruh abu-abu dengan ujung hitam, dan kaki kuning.
Suara:
Teriakan menusuk “yak-yak-yak-yak-yak”.
Penyebaran global:
Afrika, Erasia, India, dan Cina. Pada musim dingin menyebar ke selatan sampai Filipina dan Asia Tenggara.
Penyebaran lokal dan status:
Pengembara yang jarang sampai Sumatra. Secara teratur mengunjungi Kalimantan bagian utara dan Sulawesi.
Kebiasaan:
Penerbang yang sangat anggun, terbang melingkar perlahan, atau melayang-layang diam sambil mengepakkan sayap ketika berburu. Menukik tajam begitu melihat mangsa, sering menyambar mangsa dari atas tanah. Bertengger pada tiang atau pohon mati. Lebih menyukai daerah terbuka.

Wednesday, November 18, 2009

Alap-alap Coklat

Sumber foto: neon2rossel @flickr.com

Falco berigora
(Vigors & Horsfield, 1827)
Brown Falcon

Deskripsi:
Berukuran besar (41-53 cm). Tubuh bagian atas dan bawah bertotol coklat. Bulu-bulu tengkuknya tampak berantakan seperti alap-alap lainnya. Mengalami fase pucat dan fase gelap. Tungkai kehijauan.
Suara :
Serangkaian teriakan yang sangat cepat dengan satu nada
Penyebaran global :
Papua dan Australia.
Penyebaran lokal dan status :
Di seluruh Papua, kecuali kawasan Barat Daya dan Daerah Kepala Burung, dapat ditemukan sampai ketinggian 1800 m.
Kebiasaan :
Alap-alap besar yang terbang lambat di pedesaan. Sering bertengger di cabang terbuka yang menjuntai ke padang rumput, dan memangsa buruannya di atas tanah. Perilaku lebih mirip Elang-rawa, terbang dengan mengepakkan sayapnya secara santai, meluncur dengan sayap terangkat, dan melayang-layang kikuk.
Makanan:
Kadal, ular, mamalia pengerat, dan artropoda.

Thursday, November 5, 2009

Alap-alap Capung

Sumber foto: Swis Winasis

Nama Latin : Microhierax fringillarius (Drapiez, 1824)
Nama Inggris : Black-thighed Falconet

Deskripsi:
Berukuran kecil 10 cm, berwarna hitam dan putih. sayap panjang paha dan tungging merah karat.tubuh bagian atas abu-abu gelap, dada putih susu bercoret hitam. Betina : ukuran lebih besar, lebih coklat, lebih bercoret pada paha dan bulu penutup ekor bagian bawah. segera dapat dibedakan dengaan alap -alap macan dari dada yang keputih - putihan.
Iris coklat , paruh abu-abu dengan sera kuning, kaki kuning.]
Suara :
Pekikan berulang-ulang "kik"
Penyebaran global :
Afrika, Erasia, India, Cina dan Burma. Bermigrasi ke selatan pada musim dingin.
Persebaran lokal :
Di Sumatra dan Kalimantan umumnya dijumpai du hutan dataran rendah sampai ketinggian 1000 m. Pengembara yang jarang tercatat di Jawa.
Kebiasaan :
Menangkap serangga dan burung sambil terbang cepat di atas daerah terbuka dan berhutan.

Tuesday, July 28, 2009

Elang Wallace

sumber foto: Joe Pan @www.arkive.org

Nama Latin : Spizaetus nanus (Wallace, 1868)
Nama Inggris : Wallace’s Hawk-Eagle

Deskripsi:
Berukuran agak kecil (45 cm). Berwarna coklat dan putih, berjambul, dan ada 3 garis hitam pada ekor. Kepala dan bagian bawah kuning tua kemerah-jambuan, ada coretan memanjang pada dada dan garis sempit hitam pada perut. Remaja: mirip remaja Elang Gunung, tetapi berukuran lebih kecil.
Iris kuning, paruh abu-abu, kaki kuning.

Suara :
Lengkingan tinggi “yik-yiii” yang naik pada nada kedua, “hiik” tunggal, atau seri “hiik, hiik, ..”, satu nada per detik.

Penyebaran global :
Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.

Penyebaran lokal :
Tidak biasa ditemukan di hutan dataran rendah di Kalimantan dan Sumatra, tetapi tersebar luas sampai Nias dan Bangka sampai ketinggian 1000 m.

Kebiasaan :
Mencari makan dan terbang berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Mencari serangga di batang dan cabang pohon, sering dari atas ke bawah dengan kepala di bagian bawah. Memperlihatkan gerakan khas terkejut-kejut yang aktif dan selalu terkesan terburu-buru sebelum terbang ke pohon lain. Sering mengunjungi lapisan menengah hutan, hutan rawa, perkebunan dan hutan pinus

Makanan:
Memakan burung, kelelawar, kadal, kadal lidah-biru.

Perkembangbiakan:
Sarang terletak 35 m dari tanah pada pohon yang tinggi, posisi sarang berada pada percabangan primer.

Elang Gunung

Sumber foto: Mark Chua @www.pbase.com

Nama Latin : Spizaetus alboniger (Blyth, 1845)
Nama Inggris : Blyth’s Hawk-Eagle

Deskripsi:
Berukuran agak kecil (52 cm). Berwarna hitam dan putih. Jambul panjang, ekor bergaris lebar. Dada bercoret-coret memanjang, perut bergaris melintang rapat, nyaris hotam pada beberapa individu. Tenggorokan putih dengan strip hitam di tengahnya. Bagian bawah bergaris tebal, terdapat satu garis putih lebar pada ekor yang hitam. Remaja: bagian atas coklat dan bersisik kuning tua, kepala berwarna pucat, bagian bawah kuning tua bergaris coklat, ekor bergaris-garis.
Iris kuning, paruh abu-abu, dan kaki kuning.

Suara :
Siulan nyaring mirip Elang Jawa.

Penyebaran global :
Semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.

Penyebaran lokal :
Kemungkinan tersebar luas di Sumatra dan Kalimantan. Tidak umum di hutan primer, hutan tebangan, pinggir hutan, perbukitan, dan pegunungan dengan rentang ketinggian 300-1200 m.

Kebiasaan :
Beristirahat di pohon yang tinggi, kadang-kadang diserang Srigunting dan burung kecil lain. Terbang berputar di hutan saat berburu, menyerang mangsa di pepohonan.

Makanan:
Burung, ayam, mamalia, kadal, dan sesekali kelelawar.

Perkembangbiakan:
Satu sarang ditemukan sedang digunakan untuk mengerami telur pada bulan November, anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang bulan Februari. Di Sumatra, ditemukan satu sarang yang sedang digunakan untuk mengerami telur pada bulan Juli. Dalam satu sarang hanya ditemukan satu anakan. Sarang diletakkan pada tajuk bagian atas pohon besar.

Elang Sulawesi

Sumber foto: Ingo Waschkies @orientalbirdimages.org

Nama Latin : Spizaetus lanceolatus (Temminck & Schlegel, 1844)
Nama Inggris : Sulawesi Hawk-Eagle

Deskripsi:
Berukuran sedang (56-64 cm). Kepala terlihat botak tanpa jambul dan dada berwarna coklat-kemerahan. Sayap coklat gelap, tubuh bagian bawah putih polos.

Suara :
Informasi tidak tersedia

Penyebaran global :
Endemik Sulawesi

Penyebaran lokal :
Sulawesi dan pulau satelitnya: Muna, Butung, Taman Nasional Dumago-Bone National Park, Banggai , dan Sula.


Burung muda, sumber foto: Lip Kee Yap @www.flickr.com

Kebiasaan :
Mendiami hutan primer dan hutan sekunder tua yang berbatasan dengan daerah terbuka pada ketinggian 250-2000 m. Bertengger di dahan yang tersembunyi menunggu mangsa, kemudian menukik cepat untuk menyerang mangsa. Lebih suka berburu di padang rumput terbuka sekitar hutan.

Makanan:
Memakan burung, kadal, ular, dan mamalia.

Perkembangbiakan:
Tercatat bersarang pada bulan Agustus, sarang berada 20 m di atas permukaan tanah pada pohon yang besar dan dipenuhi epifit.

Elang Jawa


Nama Latin : Spizaetus bartelsi (Stresemann, 1924)
Nama Inggris : Javan Hawk-Eagle

Deskripsi:
Burung pemangsa berukuran besar (60 cm), dengan jambul menonjol. Dewasa; Jambul, mahkota dan garis kumis hitam; bagian sisi kepala tengkuk coklat berangan. Punggung dan sayap coklat gelap, ekor coklat bergaris hitam, tenggorokan putih dengan strip hitam di bagian tengah. Bagian bawah yang lain keputih-putihan, memiliki coretan berwarna coklat pada dada dan garis tebal gelap pada perut. Burung muda memiliki kepala dan bagian bawah tubuh berwarna kuning tua kemerahan. Terdapat warna bulu peralihan antara burung muda dan dewasa. Iris abu-abu kebiruan, agak pucat pada burung muda dan kuning emas pada burung. Dewasa, paruh hitam, sera gelap, kaki kuning, tungkai berbulu dan bergaris melintang.

Suara:
Suara pekikan yang nyaring dan khas "hii-hiiiw" lebih tinggi dan lebih parau dari suara Elang brontok atau "hihi-hiiiw" sering dalam seri pendek.

Penyebaran global:
Endemik Jawa

Penyebaran lokal:
Merupakan burung endemik Jawa yang tersebar dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Penghuni yang tidak umum di sebagian pegunungan di Jawa sampai ketinggian 3.000 m.

Kebiasaan :
Mencari makan dan terbang berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Mencari serangga di batang dan cabang pohon, sering dari atas ke bawah dengan kepala di bagian bawah. Memperlihatkan gerakan khas terkejut-kejut yang aktif dan selalu terkesan terburu-buru sebelum terbang ke pohon lain. Sering mengunjungi lapisan menengah hutan, hutan rawa, perkebunan dan hutan pinus.

Makanan:
Memakan burung berukuran besar, ayam, kelelawar, dan kadal

Perkembangbiakan:
Musim berbiak Mei-Agustus, dengan jumlah telur 1 butir. Sarang dibuat bersama oleh sepasang induk pada pohon yang tinggi di tengah hutan.