Nama Latin : Accipiter badius (Gmelin, 1788)
Nama Inggris : Shikra
Deskripsi:
Berukuran sedang (32 cm) berwarna pucat. Jantan: tubuh bagian atas abu-abu pucat dengan bulu primer hitam kontras, tenggorokan putih dengan strip abu-abu samar di tengah tenggorokan; dada dan perut bergaris merah karat dan putih sempit melintang. Betina: seperti jantan, tetapi punggung coklat dan tenggorokan abu-abu. Remaja: coklat abu-abu bersisik merah karat, tubuh bagian bawah bergaris coklat, ada strip hitam di tengah tenggorokan. umumnya sukar sekali dibedakan dengan remaja accipiter lain di lapangan.
Iris kuning sampai coklat, paruh coklat, dan kaki kuning.
Suara :
Biasanya diam, siulan “kyiuw” di daerah berbiak.
Penyebaran global :
India, Cina selatan, dan Asia Tenggara.
Penyebaran lokal :
Pengunjung musim dingin yang tidak umum di dataran rendah Sumatra, hanya sedikit catatannya, kemungkinan jarang dikenali.
Burung betina, sumber foto: Suman @orientalbirdimages
Kebiasaan :
Berburu dari tenggeran pohon di pinggir hutan, daerah hutan terbuka, dan areal pertanian. Mengejar burung, kadang-kadang terbang melingkar tinggi di angkasa.
Makanan:
Terutama kadal dan burung-burung kecil. Juga memakan telur dan anakan burung, kelelawar, tikus, katak, serangga, dan sesekali bangkai hewan.
Perkembangbiakan:
Mulai membuat sarang dan mengerami telur biasanya pada penghujung musim kemarau. Telur 1-5 (biasanya 3-4) butir dan dierami selama 30 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 32 hari.
Nama Inggris : Shikra
Deskripsi:
Berukuran sedang (32 cm) berwarna pucat. Jantan: tubuh bagian atas abu-abu pucat dengan bulu primer hitam kontras, tenggorokan putih dengan strip abu-abu samar di tengah tenggorokan; dada dan perut bergaris merah karat dan putih sempit melintang. Betina: seperti jantan, tetapi punggung coklat dan tenggorokan abu-abu. Remaja: coklat abu-abu bersisik merah karat, tubuh bagian bawah bergaris coklat, ada strip hitam di tengah tenggorokan. umumnya sukar sekali dibedakan dengan remaja accipiter lain di lapangan.
Iris kuning sampai coklat, paruh coklat, dan kaki kuning.
Suara :
Biasanya diam, siulan “kyiuw” di daerah berbiak.
Penyebaran global :
India, Cina selatan, dan Asia Tenggara.
Penyebaran lokal :
Pengunjung musim dingin yang tidak umum di dataran rendah Sumatra, hanya sedikit catatannya, kemungkinan jarang dikenali.
Burung betina, sumber foto: Suman @orientalbirdimages
Kebiasaan :
Berburu dari tenggeran pohon di pinggir hutan, daerah hutan terbuka, dan areal pertanian. Mengejar burung, kadang-kadang terbang melingkar tinggi di angkasa.
Makanan:
Terutama kadal dan burung-burung kecil. Juga memakan telur dan anakan burung, kelelawar, tikus, katak, serangga, dan sesekali bangkai hewan.
Perkembangbiakan:
Mulai membuat sarang dan mengerami telur biasanya pada penghujung musim kemarau. Telur 1-5 (biasanya 3-4) butir dan dierami selama 30 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 32 hari.
No comments:
Post a Comment